Metabolisme Peranan Enzim dan Respirasi
METABOLISME
Metabolisme
adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi
tersebut adalah dasar dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan
bereproduksi, mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya.
Secara keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan
materi dan sumber energi
dari sel. Tugas metabolisme inilah yang menjadikan metabolisme suatu
reaksi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Tumbuhan
menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi untuk melindungi
tumbuhan tersebut dari serangga, bakteri, jamur, dan jenis pathogen lainnya.
Secara umum, metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi penyusunan) dan katabolisme (reaksi pemecahan).
1. Anabolisme
Anabolisme
adalah suatu peristiwa penyusunan senyawa kompleks dari senyawa
sederhana, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Contoh Fotosintesis
2. Katabolisme
Katabolisme
adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung
energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan
energi yang terkandung di dalam senyawa sumber.
A. Respirasi aerob
Berlangsung dalam 3 tahapan yaitu : glikolisis, siklus kreb dan fosforilasi transport electron. Memerlukan Oksigen dan menghasilkan 36 ATP.
C6H12O6 + 6O6 → 6H2O+ 6CO2+36 ATP
B. Respirasi anaerob
Tidak
memerlukan oksigen dan disebut juga dengan Fermentasi. Ada 2 jenis
Fermentasi yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi laktat.
C6H12O6 → 6CO2+ etanol +2 ATP
ENZIM PADA TUMBUHAN
- SEJARAH TENTANG ENZIM
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein
oleh Sumner ( 1926 ) yang telah berhasil mengisolasi urease dari
tumbuhan kara pedang. Urease adalah enzimysng dapat menguraikan urea
menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian
Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin.
Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah
dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari
hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim mempunyai gugus
bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan
protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein
dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh protein.. Gugus terikat kuat
pada bagian protein artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut
dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat ( mudah dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.
- PENGERTIAN ENZIM
ü Enzim
ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi
didalamnya sedang pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri
seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam proses tersebut.
ü Enzim
merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam
tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang mampu mempercepat reaksi.
Koenzim mudah dipisahkan dengan proses dialisis.
ü Enzim
berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang
akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan
reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang
beracun.
ü Enzim
terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim
yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang
tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun
dari bahan anorganik).
- PERBEDAAN ENZIN DENGAN KATALISATOR
ü Katalisator
bersifat umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang dapat
digunakan berulang - ulang ( satu katalisator mampu mereaksikan 2 atau 3
bahkan lebih reaksi)
ü Enzim bersifat lebih spesifik hanya digunakan untuk satu reaksi saja ( satu enzim hanya untuk satu reaksi)
- METABOLISME TUMBUHAN
Tumbuhan
juga mengahasilkan senyawa metabolit sekunder yang berfungsi untuk
melindungi tumbuhan dari serangan serangga, bakteri, jamur dan jenis
patogen lainnya serta tumbuhan itu mampu menghasilkan vitamin untuk
kepentingan tumbuhan itu sendiri serta hormon – hormon yang merupakan
sarana bagi tumbuhan untuk berkomunikasi antara organnya atau
jaringannya dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Dalam
tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri dari
anabolisme ( pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul – molekul
yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein,
lemak dan asam lemak. Prioses ini membutuhkan energi).Sedang katabolisme
merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawa – senyawa
dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel
dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang
dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang
sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut
denagn enzim yang mampu mempercepat laju reaksi yang berkisar antara 108 sampai 1020.
- SIFAT – SIFAT ENZIM
Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:
1. Biokatalisator. Enzim mempercepat laju reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
2. Termolabil. Enzim mudah rusak bila dipanaskan sampai dengan suhu tertentu.
3. Merupakan senyawa protein
4. Bekerja
secara spesifik.Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu
jenis substrat. Misalnya enzim katalase menguraikan Hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2), sedangkan enzim lipase menguraikan lemak dan air menjadi gliserol dan asam lemak.
5. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel
6. Enzim
beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya (disebut endoenzim) maupun
di tempat yang lain diluar tempat sintesisnya (disebut eksoenzim)
7. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
8. Enzim bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil
9. Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion
10. Enzim tidak ikut terlibat dalam reaksi, struktur enzim tetap baik sebelum maupun setelah reaksi berlangsung
11. Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein misalnya suhu, pH dll
12. Enzim dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya
13. Enzim bermolekul besar
F. SUSUNAN ENZIM
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian protein disebut Apoenzim yang bersifat labil ( mudah berubah) yang dipengaruhi oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian yang bukan protein yang disebut dengan gugus prostetik ( gugusan aktif) yang berasal dari kofaktor.
G. KOMPOSISI KIMIA DAN STRUKTUR 3-DIMENSI ENZIM
Setiap
enzim terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya
dan bebrapa enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa
adanya penambahan komponen lain. Protein lainnya seperti Sitokrom
yang membawa elektron pada fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat
digolongkan sebagai enzim. Selain itu, protein yang terdapat dalam biji
juga lebih berperan sebagai bahan cadangan untuk digunakan dalam proses
perkecambahan biji.
Protein
hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk
suatu struktur yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap
rantai polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk
konfigurasi dengan energi bebas terendah.
Dalam
sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul
pada bagian dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan
amino bersifat hidrofilik.
H. KOMPERTEMENTASI ENZIM
Enzim
– enzim yang berperan untuk fotosintesis terdapat pada kloroplas. Enzim
yang berperan penting dalam respirasi aerobik terdapat pada
mitokondria, sedang enzim respirasi lainnya terdapat dalam sitosol.
Kompertemenisasi enzi akan meningkat edisiensi banyak proses yang beralngsung di dalam sel, karena :
1. Reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia.
2. Senyawa
akan dikonversi dikirim ke arah enzim yang berperan untuk menghasilakn
produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang
lain. Akan tetapi kompartemenisasi ini tidak bersifat absolut.
I. FUNGSI SPESIFIK, NOMENKLATUR dan PENGGOLONGAN ENZIM.
a. Fungsi Enzim
Yaitu
sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di
luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan
efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.
b. Tata nama dan Kekhasan Enzim
Setiap
enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan menambahkan “ase”
dibelakangnya. Kekhasan enzim asam amino sebagai substrat dapat
mengalami reaksi berbagai enzim.
c. Penggolongan Enzim
Enzim dapat digolongkan ke dalam 6 golongan yaitu :
1. Oksidoreduktase terdapat dua enzimyaitu dehidrogenase dan oksidasi
2. Transferase yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa lain
3. Hidrolase yaitu sebagai katalis reaksi hidrolisis
4. Liase berperan dalam proses pemisahan
5. Isomerase bekerja pada reaksi intramolekuler
6. Ligase bekerja pada penggabungan dua molekul
J. CIRI- CIRI ENZIM
Ciri – ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
1. Merupakan
sebuah protein, Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat
menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperatur.
2. Bekerja secara khusus. Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak dapat digunakan dalam beberapa reaksi.
3. Dapat digunakan berulang kali. Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas. Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi,
5. Dapat bekerja bolak – balik. Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi senyawa yang lain.
K. ISOZIM
Isozim
atau Iso-enzim adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu
enzim yang dapat berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu
hasil yang sama. Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim
adalah karena isozim – isozim tersebut akan memiliki tanggapan yang
berbeda terhadap faltor – faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan
pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing – masing berperan pada
posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.
L. CARA KERJA ENZIM
Molekul
selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suau molekul
substrat menumbuk molekul enzim yangtepat maka akan menempel pada enzim.
Tempat menempelnya molekul substrat pada enzim disebut dengan sisi
aktif.
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
Teori kunci dan gembok
Teori
ini diusulkan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim
bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri
komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
Teori ketepatan induksi
Teori
ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim
tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktur yang
fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika
substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk
untuk menyerupai substrat.
M. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:
Suhu.
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas
maksimalnya. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40ºC.
Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan
untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
pH.
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada
enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang
bekerja secara optimal pada kondisi basa.
Konsentrasi
substrat. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga
kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi
tertentu. Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim
melebihi bilangan molekul substrat. Oleh karena
itu,hanya sebagian kecil molekul enzim bertindak balas dengan molekul
substrat. Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim
dapat bertindak balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar
maksimum. Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan
menambahkan kadar tindak balas karena kepekatan enzim menjadi faktor
inhibitor
Konsentrasi
enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja
enzim. Adanya activator. Aktivator merupakan zat yang memicu kerja
enzim. Pada kepekatan enzim rendah, bilangan molekul substrat melebihi
bilangan molekul enzim. Oleh karena itu hanya sebagian kecil molekul
substrat ditindak balas dengan molekul enzim. Apabila kepekatan enzim
bertambah, molekul substrat dapat bertindak balas dengan molekul enzim
sehingga ke satu kadar maksimum. Penambahan kepekatan enzim selanjutnya
tidak akan menambahkan kadar tindak balas kerana kepekatan substrat
menjadi factor penghambat.
Adanya inhibitor. Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor ini terdiri dari :
ü Hambatan Reversibel
Yang
disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah
gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan
reversible dapat berupa hambatan bersaing dan hambatan tidak bersaing.
Hambatan bersaing disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan
substrat, yang dapat pula membentuk kompleks yaitu kompleks enzim
inhibitor (EI), sedang hambatan tidak bersaing ini tidak dipengaruhi
oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya
disebut inhibitor tidak bersaing.
ü Hambatan tidak Reversibel
Hambatan
tidak reversible ini terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible
dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya
bentuk enzim.
ü Hambatan Alosterik
Hambatan
ruang karena enzim tersebut tidak berbentuk hiperbola seperti enzim –
enzim ang lain tetapi akan terjadi grafik yang berbentuk sigmoida.
Penghambatan aktifitas enzim
Penghambatan aktifitas enzim ada dua tipe yaitu :
a. Kompetitif
Yaitu
zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga
dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kompetisi antara
substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif enzim (misal
feed back effect)
b. Non kompetitif
Yaitu zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat.
II. RESPIRASI PADA TUMBUHAN
A. PENGERTIAN RESPIRASI
ü Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2
sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi
H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang
dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam
sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi
ü Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti
sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
ü Ditinjau
dari kebutuhannya akan oksigen, rspirasi dapat dibedakan menjadi
respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk
mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan
proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino
sehingga hasil respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam
bentuk ATP.
ü Karbohidrat
merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan
sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan &
spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi.
ü Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
B. REAKSI PADA RESPIRASI
ü Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
- molekul asam piravat.
- molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
- molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):Daur
Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi
kimia
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari
daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria
(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui
sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2.
ü Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh
melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa
pernafasan hewan tingkat tinggi.
C. PROSES AKSEPTOR ATP
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
D. MANFAAT RESPIRASI
Respirasi
banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat
dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,
dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara
yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan
senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa
tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam
nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan
sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti
antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah
diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini
terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai
senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya
diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang
dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan
dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh.
Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa
senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul
lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
E. LAJU RESPIRASI
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
ü Ketersediaan
substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting
dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
ü Ketersediaan
Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal
kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh
lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
ü Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada
masing-masing spesies.
ü Tipe
dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan
berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju
respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula
pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
F. PROSES RESPIRASI
ü Proses
respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses
transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara
difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel
tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel,
sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang
antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan
sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari
udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa
tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus
asam sitrat, dan transpor elektron. Tahapan yang pertama adalah
glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat
yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi
oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai
energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport
elektron. Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah
menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah
ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa,
hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil
keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
ü Tahapan
kedua dari respirasi adalah dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan
asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan
melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang
dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu
NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.
ü Tahapan
selanjutnya adalah siklus asam sitrat (daur krebs) yang terjadi di
dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan
asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali
terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya
adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga
molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua
molekul CO2. Tahapan terakhir adalah transfer elektron, yaitu
serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa
elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam
reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan
dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein.
Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
FERMENTASI
Pada
kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob
terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa
adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob. Dari hasil akhir
fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.
Fermentasi Asam Laktat.
Fermentasi
asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis). Enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat dehidrogenasa
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
Fermentasi Alkohol
Pada
beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah
menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya
dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob,
satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alcohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2
NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi
asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka
(Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5
kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2
CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka